Minggu, 30 Oktober 2011

Seri Wirausaha 2: Bagaimana Memulai Membuka Usaha Makanan



Keberhasilan memulai membuka usaha makanan tidak hanya bergantung pada kemampuan membuat makanan yang lezat. Mengetahui cara bagaimana membuat makanan yang lezat dengan bisa mengelola sebuah bisnis adalah dua hal yang berbeda.

Dua hal tersebut harus anda gabungkan. Jadi selain anda tahu bagaimana cara membuat makanan yang enak, anda juga harus mengetahui bagaimana caranya membangun usaha makanan.

Dimulai dari produk, selalu perbaharui dan perbaiki kualitas masakan anda. Untuk mengetahui kualitas rasa dari masakan yang anda buat, gunakanlah selalu metode riset pemasaran. Caranya cukup mudah, berikan sampel kepada teman atau saudara terdekat anda untuk mengetahui pendapat mereka terhadap produk anda.

Setelah anda mendapatkan segala keinginan mereka, segera perbaiki produk anda sesuai dengan apa yang mereka mau. Anda juga harus bisa untuk selalu memperbarui resep serta memperbaiki penampilan makanan dan cara penyajiannya.

Untuk masalah pemasaran usaha makanan, perlu anda pikirkan juga bagaimana rencana outlet atau distribusi penjualan anda. Apakah anda berencana membuka toko makanan atau anda lebih suka bekerjasama dengan pihan lain. Terserah anda.

Yang penting, pertimbangkanlah baik buruknya sebelum anda memutuskan. Contoh sederhananya adalah jika anda memilih untuk membuka usaha makanan basah, anda bisa melakukan kerjasama dengan toko-toko makanan yang lokasinya strategis.

Jika anda tertarik untuk membuat gerai bisnis makanan sendiri, anda bisa mengambil konsepfranchise untuk mengembangkan usaha anda. Anda juga bisa melakukan sistem konsinyasi dengan kantin-kantin sekolah misalnya. Lobilah kantin tersebut agar anda dapat mensuplai produk usaha makanan anda setiap hari.

Khusus untuk hal ini, anda harus memperhatikan sistem pengantarannya, karena hal ini berkaitan dengan ketepatan waktu serta biaya transportasi yang ujung-ujungnya mempengaruhi keuntungan anda.

Pikirkan juga teknologi yang anda gunakan dalam memulai membuka usaha makanan anda. Pertimbangkanlah, apakah pembuatan produk anda memerlukan ruangan khusus untuk mempersiapkannya, atau anda perlu membeli peralatan tertentu untuk menyimpan bahan baku.

Namun yang perlu anda pahami adalah pada saat awal memulai membuka usaha makanan, usahakan anda meminimalisasi pengeluaran untuk investasi teknologi produksi yang terlalu tinggi. Entah dengan menyewa mesinnya atau mencari mesin yang jauh lebih sederhana. Tujuannya agar beban kebutuhan modal awal usaha makanan anda tidak terlalu berat.

Setelah usaha bisnis makanan anda berjalan lancar dan punya keuntungan lebih, anda dapat membeli peralatan produksi tersebut. Tapi ingat, hal itu anda lakukan jika memungkinan. Jika tidak, jangan pernah mengorbankan kualitas produk bisnis makanan anda demi pengiritan modal investasi awal.

Selain beberapa hal diatas, anda juga harus memikirkan bahwa produk anda aman untuk dikonsumsi. Bisa jadi anda harus menguji makanan anda terlebih dahulu kepada pihak yang berkompeten untuk memastikan keamanan produk anda agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Satu lagi yang harus anda perhatikan, kemasan yang menjual. Selain bisa memberikan nilai lebih bagi produk anda, kemasan yang menjual juga dapat meningkatkan image produk anda yang akhirnya bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kemasan makanan bisa berasal dari plastik maupun kertas, yang penting aman untuk digunakan.

Terakhir, dalam memulai bisnis apapun termasuk memulai membuka usaha makanan, anda harus mengalahkan rasa takut gagal pada diri anda. Pikiran-pikiran seperti apakah produknya nanti laku atau tidak, bagaimana jika nanti ada yang mengeluh atau bagaimana jika anda rugi harus anda tepis jauh-jauh.

Caranya adalah dengan berpikiran positif, segera bertindak dan terus-menerus berusaha. Anda harus mempersiapkan mental usaha anda dan memahami bahwa usaha yang berhasil hanya dapat dicapai melalui proses yang penuh hambatan, insya Allah…






sumber:dokterbisnis.net

Read more »

Mengenal Titik Kritis Haram pada Bakmie


Ritme kerja masyarakat perkotaan yang serba bergegas telah membuat kehidupan warganya seperti terbelenggu oleh waktu. Situasi yang serba padat diiringi mobilitas tinggi dan gaya hidup metropolis tersebut sering membuat orang lupa akan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam makanan.
Sebagai seorang muslim, faktor kehalalan tentu saja menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Mengikuti perkembangan zaman memang sebuah keharusan. Namun dalam hal gaya hidup, termasuk dalam hal memilih makanan, tentu ada beberapa hal yang dijadikan pedoman.
Diantara sekian banyak makanan siap saja yang tersedia di kedai-kedai maupun restoran, bakmie, baik goreng maupun rebus, termasuk makanan favorit. Lalu, bagaimana mencermati setiap jeyang dipilih agar tidak terjebak pada makanan yang tidak halal?
Mie, yang menjadi bahan dasar olahan bakmie berasal dari terigu  gandum yang pada dasarnya halal.  Namun, di Indonesia, terigu harus ditambah vitamin yang dapat berasal dari hewan. Oleh karena itu harus diketahui persis sumbernya.
Bakmie, seperti diketahui biasanya diolah dengan berbagai bahan tambahan seperti sayuran, daging ayam maupun seafood. Selain bahan tambahan tersebut, untuk memperoleh rasa dan aroma yang sedap, dalam memasak bakmie juga dicampurkan beberapa bahan tambahan seperti minyak dan bumbu. Bumbu dalam bakmie biasanya terdiri dari kecap, penyedap, dan minyak.
Nah, selain bahan mie-nya sendiri, titik kritis haram pada bakmie terletak pada bahan tambahan dan bumbu-bumbu yang ditambahkan tadi. Jika bahan tambahannya berupa daging ayam atau daging sapipun harus dipastikan bahwa proses penyembelihannyapun melalui cara-cara yang telah ditentukan oleh syariah Islam sehingga halal.
Dalam hal bumbu, yang patut dicermati adalah adanya penyedap rasa berupa Monosodium Glutamat atau Mononatrium Glutamat (MSG). Bahan ini adalah produk microbial, yang  media pertumbuhan bakterinya bisa saja melalui media yang haram.
Lalu, di dalam tambahan bumbu terdapat kecap dan minyak. Sumber minyak tersebut tentu bermacam-macam, ada yang menggunakan minyak sayur dicampur kaldu. Nah, kaldu ini bisa berasal dari  ayam, sapi maupun daging babi. Selain minyak, dalam masakan bakmie juga sering terdapat angchiu, sejenis arak yang dipakai untuk tumisan masakan. Karena mengandung arak, angchiu ini jelas haram.
Nah, mengingat begitu beragamnya kandungan bahan campuran yang terdapat dalam sebuah masakan mie, maka sangat bijaksana jika sebelum memutuskan untuk mengonsumsi bakmie kita pastikan dulu bahwa resto yang menjajakan makanan tersebut telah memenuhi syarat kehalalan dari MUI. Dengan cara ini kita bisa terhindar dari resiko memakan makanan haram.
Sumber : www.halalmui.org

Read more »

Kamis, 27 Oktober 2011

Seri Keluarga Harmonis: Rayuan of The Year

Merayu bukan hal yang mudah (tentunya merayu pasangan yang sah). Berikut Kami berbagi inspirasi, contoh rayuan yang bisa dijadikan referensi. Semoga bermanfaat....

Abi. : "mi,, jangan terlalu lama duduk di kursi itu,,pindah sini dekat abi
aja."
Umi : "loh kenapa bi?"
Abi: "takut dikerubung semut,, soalnya umi manis." (ajiibB) :D


Abi : "mi,, orangtua umi dulu pengrajin bantal ya?"
Umi : "hah?! Bukan, kan abi tahu pensiunan PNS, kenapa bi? "
Abi : "kok kalo deket umi rasanya nyamaaan."
(Hajarrrrr blehh) :D


Abi : "umi itu seperti sendok."
Umi : "kenapa?"
Abi : "karena umi terus mengaduk-aduk perasaan abi." yiihaaaa :D


Umi : "abi, kalo ibu kamu & aku tenggelam barengan,,siapa yg kamu tolong?"
Abi : "ya ibuku lah,, emang kamu yg lahirin aku?"
Umi : "ih kamuuu."
Abi : "iyaa,,tapi habis selamatin ibuku,, aku akan tenggelam bersama kamu."
Prikitiw :D


Abi : "hmm,, maaf yaaa,,belakangan ini tangan abi agak kasar."
Umi : "ahh,, gpp kookk,, emangnya kenapa?"
Abi : "soalnya tiap hari abi jadi kuli."
Umi : "yang bener bi,,dimanaaa? "
Abi : "di hati kamu say,,abi sedang buatin istana cinta buat kita berdua."
(Hahahha, ampunnnn) :D


Abi : "sayaaanngggg, ayah kamu astronaut yaaa,,,."
Umi : "nggak kookk."
Abi : "kalo gitu pasti kakek kamu."
Umi : "nggak jugaa."
Abi : "trus yg astronaut siapaa,,?"
Umi : "nggak adaaa."
Abi : "tapi koq ada berjuta2 bintang di mata kamuuuu,,."
(assyeEeek) :D


Abi : "umii sayyaang..,, kamu capek yaaa,,."
Umi : "haaahhh, kok abi tahu,,. "
Abi : "soalnya umi berlari2 terus di pikiran abi,,."
(Priiiikitiuwwwwwwww) :D


Abi: kenapa kita cuma bisa ngeliat pelangi setengah doang?
Umi: ga tau, emang kenapa bi?
Abi: Soalnya setengahnya ada di mata umi.
(yipi ye yipi yow) :D


Abi: boleh pinjem flashdisknya mi?
Umi: boleh, mau buat apa bi?
Abi: buat transfer hatiku ke hatimu...:D
(wkwkwk) :D


Umi: lho bi..mau kemana?
Abi: cari umi lagi..
Umi: kok?
Abi: lha satu aja bahagianya begini, apalagi dua...
Umi: ......:'(>:O >:O *lempar tabung gas.., >:O >:O >:O
‎​​​ \�̗=)) �̖ ..
^ \_  ‎​​ 
^ Ģ̃ǗŲ̃Ǜ�ԄǺǨҞқӄҚ..ǃǃǃǃ=)):p.

Tauziah hari ini ...
Ustadzah: "Saya tdk pernah nolak hukum poligami."
Jamaah: "Wah, hebat Ustadzah!"
Ustadzah: "Saya tdk pernah melarang para suami nikah lagi."
Jamaah: "Wah, bener2 top Ustadzah."
Ustadzah: "Yang penting..."
Jamaah: "Yang penting...adil ya Ustadzah?"
Ustadzah: "Bukan. Yang penting...bukan suami saya!".

Read more »

Rabu, 26 Oktober 2011

Mindset Kita tentang Uang

Mindset kita tentang uang adalah salah satu hal terpenting dalam hidup karena, aktivitas yang kita lakukan selama ini, tujuan-tujuan hidup kita, impian kita, selalu berkaitan dengan yang namanya UANG – disini saya tidak mengatakan bahwa tujuan hidup kita adalah mencari uang-  saya menekankan tujuan hidup atau impian kita biasanya berkaitan dengan uang; Misal Impian Naik Haji Tahun 2013, pastinya kita butuh ongkos dan ada kaitan dengan uang bukan ? 
Dan jika mindset kita salah tentang uang maka kita semua akan terjerembab dalam jurang kesalahan yang lebih besar. Ada banyak orang yang menghamba pada uang dan menjadi hina karenanya, tetapi disisi lain, ada orang juga yang sepertinya Anti pada uang dengan kedok zuhud seolah uang itu hanya mendatangkan petaka. Benarkah?
Kita ini, tergantung dari apa yang kita pikirkan dan yang kita yakini. Action yang kita lakukan akan sangat tergantung dari keyakinan dan cara berpikir kita (mindset).
Selanjutnya, kita dengarkan kultwit Jamil Azzaini tentang uang :
(1) Dulu yg pahami; kau harus punya uang untuk menghasilkan uang ternyata kutemukan byk orang bisa menghasilkan uang tanpa pakai uang
(2) Dulu yg sy pahami; Uang adalah akar kejahatan, ternyata saya banyak bertemu orang yg menjadikan uang sebagai alat kebaikan
(3) Dulu yg sy pahami; uang menjauhkan kamu dari Allah, ternyata saya menemukan banyak orang yg punya byk uang dekat sama Allah
(4) Dulu yg sy pahami; kebahagiaan tak bisa dibeli dgn uang ternyata banyak orang yg bahagia bisa melakukan byk kebaikan krn uang
(5) Dulu yg sy pahami: uang menjadikan kamu jauh dgn keluarga ternyata banyak kutemukan keluarga semakin dekat dengan uang
(6) Dulu yg saya pahami; kalau kau byk uang kau akan sombong, ternyata kutemukan banyak orang yg byk uang rendah hati & tdk sombong
(7) Kesimpulanku uang itu tergantung siapa yg megang, jadi perbaiki diri kita & biarkan uang mendekati kita jgn dilarang
(8) Kalau menurut Anda apa itu uang?
Jadi, seperti kata pak Jamil diakhir kultwit :
Apa pendapat Anda tentang UANG ?

Read more »

Seri Wirausaha: Kiat Sukses Usaha Laundry


Usaha Laundry Bisnis Laundry menjadi usaha yang sangat berkembang seiring Pergeseran gaya hidup serta tuntutan kebutuhan ekonomi menyebabkan sebagaian besar orang menjadi super sibuk. Hampir semua anggota keluarga, baik suami maupun istri dituntut memiliki mobilitas tinggi dan menghabiskan sebagian besar waktunya pada aktifitas di luar rumah. Hal itu tidak ayal menyebabkan beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena setelah lelah seharian bekerja yang terpikir sesampai di rumah adalah istirahat. Pekerjaan mencuci dan menyetrika baju misalnya, kerap kali menjadi urusan yang merepotkan sehingga butuh bantuan orang lain sebab mau tidak mau penampilan yang bersih dan trendy diperlukan untuk mendukung setiap kegiatan.

Maka tidak salah apabila Usaha Laundry merupakan salah satu bisnis jasa yang pasti akan terus berkembang. Tidak hanya di Jakarta, di kota-kota besar lainnya pun, pasarnya cukup menggiurkan. Di Jogjakarta yang tercatat memiliki 300.000 mahasiswa dan pelajar, konon bisa menghasilkan perputaran omset tidak kurang dari Rp 1,5 miliar per bulan. Berikut adalah sebuah simulasi analisa usaha laundry: (harga tercantum bisa variatif mengikuti trend pasar di masing2 daerah)

Gaji pegawai :
1. Bagian Delivery: Rp. 800.000 – 950.000/bulan (tergantung omzet yang di-delivery)
2. Bagian Cuci/Gosok: Rp. 300/kg laundry yang dikerjakan (kira-kira Rp. 400.000 – 600.000/bln)
3. Bagian Jemur: Rp. 450.000 – 500.000/bulan
4. Bagian Administrasi: Rp. 450.000 – 600.000/bulan

Selain itu, juga ada undian uang tunai Rp. 50.000/bulan, bonus keaktifan (tentative), THR dan bantuan musibah.

1 bulan kerja = 26 hari kerja. Pegawai boleh libur 1 minggu sekali atau tidak pernah libur (berarti gajian bisa lebih cepat).

Jam kerja tidak tentu. Biasanya pegawai shift pagi datang jam 07.00 atau 7.30 dan pulang jam 16.00 atau 17.00. Shift sore masuk jam 14.30 – 20.30.

Jantung usaha laundry adalah pegawai (bukan modal atau teknologi). Jadi kalo kita bisa memiliki pegawai yang rajin, jujur dan mau bekerja keras, berarti kita sudah 50% berhasil. Hal ini mengingat laundry adalah usaha yang padat karya. Kita bisa mulai usaha laundry dengan modal kurang dari Rp. 5 juta atau malah nyaris tanpa modal. Namun kalo kita tidak ada pegawai, usaha Ibu bisa sangat terganggu. Sebagai gambaran, bagian laundry yang tidak bisa digantikan dengan mesin adalah proses gosok. Rata-rata 1 pegawai senior mampu menggosok 30 – 35 kg/hari (standar).

Daftar Harga Laundry Kiloan,sebagai berikut:
1. Baju sehari-hari: Rp. 5.000/kg (saya baru naik harga, karena tarif listrik juga bakalan naik)
2. Laundry kilat (One Day Service/24 jam): Rp. 6.000/kg
3. Bedcover: Rp. 12.000 – 15.000/potong
4. Boneka: Rp. 3.000 (mini) – 30.000/buah (super jumbo)
5. Tas: Rp. 5.000 – 10.000/buah
6. Karpet: Rp. 5.000 – 8.000/m2
7. Sepatu kets: Rp. 3.000 – 5.000/pasang
8. Jas: Rp. 8.000/stel
9. Jaket kulit: Rp. 15.000/potong
10.Dll

Kiat usaha laundry:
1. Kesabaran. Awalnya usaha laundry memang sepi, tapi kalo kita sudah punya pelanggan kita pasti cukup sibuk.
2. Jam buka panjang. Laundry saya buka jam 06.30 – 20.30, 7 hari seminggu.
3. Utamakan 6 Prinsip Laundry (Bersih, Kering, Licin, Rapi, Harum dan Teliti)

Yang jelas, penghasilan usaha laundry cukup baik. Ibu bisa mulai dari apa yang ada. Penambahan modal kerja bisa sambil jalan.

sumber : http://arifinnovariadi.blogspot.com

Read more »

Selasa, 25 Oktober 2011

WOM MEMBERIKAN EFEK YANG BESAR

Budi Soetjipto berpendapat, word of mouth (WOM) adalah cara terbaik dan termudahbagi sebuah brand untuk promosi. Murah dan cukup efektif. “WOM mampu memberikanefek besar, baik bagi citra produk atau peningkatan penjualan,” ujar pengamat marketingdari Universitas Indonesia.

WOM sekarang lebih banyak digerakkan oleh kemampuan teknologi informasi sepertiFacebook dan Twitter. Inilah salah satu langkah tepat yang dilakukan oleh produk WRP.WRP cerdas dalam membangun kedekatan antara produk dan konsumen. “WRP melaluisocial networknya ingin mencoba membangun komunitas. Saya lihat ini sebagaikekuataan WRP. Tak heran WRP jadi buah bibir,” kata Budi menambahkan.

Langkah yang diambil WRP untuk tidak beriklan di radio dan media cetak dimaklumiBudi. Menurutnya, WRP telah berhasil membangun karakter produk. Selain untukmeminimkan pengeluaran beriklan, keputusan WRP tak menggunakan radio dan cetakkarena WRP telah menjadi brand top of mind. Biasanya brand yang top of mind tak perlulagi beriklan, justru lebih banyak dengan aktivitas lainnya.

Above the line (ATL) hanya momentum untuk menciptakan bola salju bagi sebuah merek.Ketika sudah besar dan sukses menjadi brand besar apalagi top of mind, perusahaanakan mencari cara lain untuk memantapkan posisi brand tersebut.

Keberhasilan WRP menjadi buah bibir beberapa tahun terakhir ini tak terlepas darikesadaran wanita yang mulai meningkat akan kesehatan dan bentuk tubuh. Dulu, jarangwanita yang aware akan penampilan, tepatnya bentuk tubuh. Maka tak heran, produk-produk kecantikan, kesehatan, dan sejenisnya menjadi produk yang semakin melejitbeberapa belakangan ini.

Aktivitas BTL WRP juga mesti digarap lebih detail dan cermat lagi. Bagi Budi, WRP harusbisa menentukan potisioning produk sehingga aktivitas BTL bisa tepat sasaran. Siapasaja segmennnya, berapa usianya, segmen atas atau menengah, semuanya harus dirincisecara jelas. Kalau produk kecantikan lebih banyak menyelenggarakan konteskecantikan, WRP juga harus lebih cerdas membuat aktivitas yang lebih mengena. Kalautoh bekerja sama dengan fitness club, harus dilihat fitness club semacam apa, middleatau high segmen. “Adanya Brand Advisor salah satu langkah efektif agar WRP bisamengkomunikasikan pesan (informasi,promosi, dan jualan) secara langsung. Direct selling memang cocok buat produk sejenis WRP,” jelasnya.

Bukan berarti WRP bisa bernafas lega. Dalam pandangannya, WRP harus bisamenciptakan strategi yang jelas. Mulai dari positioning produk dan ceruk pasar. Kenapa?Karena banyak produk sejenis yang sama bagus dan kuatnya. Kehebatan WRP karenakonsep beriklan yang sangat baik dan tepat sasaran, sehingga audience berhasildisugesti. Kalau hanya mengandalkanSolusi Efektif untuk Diet”, semua brand jugamengusung tagline yang hampir sama. (EVA-SWA)


Read more »

Mata Rantai Kehidupan

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Sahabat seiman.., mari renungkan ayat berikut ini, Allah Swt berfirman, artinya: “dan orang-orang beriman kepada apa yang diturunkan kepada-Mu dan apa-apa yang diturunkan (kepada orang) sebelum kamu, dan mereka yakin kepada akhirat” (Q.S. Al Baqoroh: 4) Sahabat seiman, malam telah berganti siang, diawali pagi yang menyejukan seakan menyiapkan kita untuk semangat bekerja. Siang berganti malam, diawali dengan senja yang meneduhkan seakan menyiapkan kita untuk beristirahat dan lebih mendekat bermunajat menyampaikan hajat.. begitulah hari silih berganti, selalu ada sebelum yang menghantarkan dan ada selanjutnya yang melanjutkan.. Sahabat seiman, orang sombong melihat diri dia sekarang tak mau menoleh kebelakang , ia anggap keberhasilannya adalah pretasinya semata, tak ada fihak yang berjasa, ia lupa masa kecil, lemah, dan bodohnya, apakah tak ada proses yang menghantarkan..? bahkan sebenarnya ia banyak belajar dari masa lalunya.. Sahabat seiman, sadarilah! tak ada keberhasilan kecuali diawali proses perjuangan, masa lalu banyak memberi pelajaran.., dan kesuksesan sekarang tertantang dengan masa depan, seperti apa akan ia syukuri?, itulah nasib hidupnya di kehidupan mendatang, yaitu akhirat.. Sahabat seiman, mari hiasi perjuangan sekarang agar menuai hasil di masa mendatang, jangan lupakan sejarah silam agar kegagalan tak terulang, dan gantungkan harapan untuk masa depan akhirat yang lebih baik! Ukirlah prestasi hari ini kembali!

(SaiBah) *Ditulis utk Masyarakat Muslim Perkantoran oleh Bid. Pembinaan dan Dakwah Forsimpta.
Published with Blogger-droid v1.7.4

Read more »

Senin, 24 Oktober 2011

Shalat Dhuha


oleh: Ust Kholid Syamhudi, Lc. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyariatkan shalat-shalat sunnah untuk menyempurnakan ibadah shalat wajib yang terkadang tidak dapat sempurna pahalanya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
"Sungguh, amalan hamba yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila shalat wajibnya kurang sedikit, maka Rabb 'Azza wa Jalla berfirman, 'Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki shalat tathawwu' (shalat sunnah)!' Lalu, dengannya disempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajibnya tersebut, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian." (Hr. at-Tirmidzi)
Di antara perkara yang disyariatkan adalah shalat dhuha.

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
Keutamaan pertama, mencukupkan sedekah sebanyak persendian manusia, yaitu tiga ratus enam puluh persendian, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang berbunyi,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda, "Setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat shalat yang dilakukan di waktu dhuha." (Hr. Muslim,Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Istihbab Shalat ad-Dhuha, no. 720)
Hal ini lebih diperjelas dengan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi,
فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
"'Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, lalu dari setiap sendinya diwajibkan untuk bersedekah.' Mereka berkata, 'Siapa yang mampu demikian, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Memendam riak yang ada di mesjid dan menghilangkan sesuatu (gangguan) dari jalan. Apabila tidak mendapatkannya, maka dua rakaat shalat dhuha mencukupkanmu.'" (Hr. Abu Daud, no. 5242; dinilai shahih oleh al-Albani dalam kitab Irwa al-Ghalil: 2/213 danat-Ta'liq ar-Raghib: 1/235)
Keutamaan kedua, Allah menjaga orang yang melaksanakan empat rakaat shalat dhuha pada hari tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang berbunyi,
عن عقبة بن عامر الجهني رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إن الله عز و جل يقول يا ابن آدم اكفني أول النهار بأربع ركعات أكفك بهن آخر يومك
Dari 'Uqbah bin 'Amir Al-Juhani radhiallahu 'anhu, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Allah berfirman, Wahai Bani Adam, shalatlah untuk-Ku di awal siang hari sebanyak empat rakaat, niscaya Aku menjagamu di sisa hari tersebut." (Hr. at-Tirmidzi, Kitab ShalatBab Ma Ja`a fi Shalat ad-Dhuha, no. 475; Abu Isa berkata, "Hadits hasan gharib;" hadits ini dinilai shahih oleh Ahmad Syakir dalam tahqiq beliau atas kitab at-Tirmidzi, sert al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi: 1/147)
Keutamaan ketiga, shalat dhuha adalah shalat al-awwabin (orang yang banyak bertaubat kepada Allah). Hal ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang berbunyi,
لاَ يُحَافِظُ عَلَى صَلاَةِ الضُّحَى إِلاَّ أَوَّابٌ قَالَ وَهِيَ صَلاَةُ الأَوَّابِيْنَ
"Tidaklah menjaga shalat dhuha, kecuali orang yang banyak bertaubat kepada Allah." (Hr. al-Hakim dalam al-Mustadrak: 1/314; dinilai sebagai hadits hasan oleh Syekh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 1994, lihat: 2/324)

Hukum Shalat Dhuha [1]

Para ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat dhuha dalam beberapa pendapat, yaitu:
Pendapat pertama, hukum shalat dhuha adalah sunnah mutlak dan disunnahkan untuk melakukannya setiap hari. Inilah mazhab mayoritas ulama. Mereka berargumentasi dengan beberapa dalil, di antaranya:
1. Keumuman hadits-hadits tentang keutamaan shalat dhuha.
2. Hadits Abu Hurairah radhiyalahu 'anhu yang berbunyi,
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
"Kekasihku shallalahu 'alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku dengan tiga hal: berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan witir sebelum tidur." (Muttafaqun 'alaihi).
Syekh Ibnu Utsaimin menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan bahwa shalat al-Dhuha adalah sunnah mutlak yang dilakukan setiap hari. [2]
3. Hadits Mu'adzah al-'Adawiyah ketika menanyakan sebuah pertanyaan kepada 'Aisyah,
كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي صَلَاةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ
"Berapa rakaat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu melaksanakan shalat dhuha?" Beliau menjawab, "Empat rakaat, dan beliau menambahnya sebanyak yang beliau inginkan." (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Istihbaab Shalat Dhuha, no. 719)
Pendapat kedua, hukum shalat dhuha adalah sunnah namun tidak dilakukan setiap hari. Inilah pendapat Mazhab Hambali.
Pendapat ketiga, hukumnya bukan sunnah. Inilah pendapat Ibnu Umar.
Pendapat keempat, shalat dhuha hanya disunnahkan karena sebab tertentu. Inilah yang dirajihkan oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnu al-Qayyim. Beliau menyatakan, "Barangsiapa yang menelaah hadits-hadits marfu' dan atsar sahabat tentu mendapatkan bahwa mereka hanya menunjukkan pendapat ini. Adapun hadits-hadits anjuran dan wasiat untuk melakukannya, maka yang shahih darinya, seperti hadits Abu Hurairah dan Abu Dzar, tidak menunjukkan bahwa shalat dhuha adalah sunnah yang terus dikerjakan untuk setiap orang.
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiati Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan wasiat tersebut, karena telah diriwayatkan bahwa Abu Hurairah dahulu memilih belajar hadits di malam hari dibandingkan melaksanakan shalat. Kemudian, beliau memerintahkan Abu Hurairah untuk melakukan shalat sunnah diwaktu dhuha sebagai ganti shalat malamnya. Oleh karena itu, Abu Hurairah diperintahkan untuk tidak tidur kecuali setelah berwitir, dan beliaushallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan hal itu kepada Abu Bakar, Umar, dan seluruh sahabat lainnya." [3]
Sedangkan Ibnu Taimiyah, setelah menjelaskan sunnahnya shalat dhuha, menyatakan, "Tinggal masalah apakah yang utama adalah melakukannya secara berkesinambungan atau tidak, karena mencontoh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? ini yang menjadi perselisihan para ulama. Yang rajih adalah bahwa barangsiapa yang terus-menerus melakukan shalat malam, maka itu mencukupkannya dari melakukan shalat dhuha terus-menerus, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu demikian. Barangsiapa yang tidak melakukan shalat malam, maka shalat dhuha menjadi pengganti shalat malam baginya." [4]
Yang rajih, insya Allah adalah pendapat pertama, karena keumuman anjuran melakukan shalat al-dhuha Hal inilah yang dirajihkan oleh Syekh Ibnu Utsaimin. Beliau menyatakan, "Yang rajih adalah (bahwa shalat dhuha) adalah sunnah mutlak yang terus-menerus dilakukan. Sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
"Setiap persendian dari salah seorang kalian wajib untuk bersedekah setiap hari."
Para ulama menjelaskan bahwa persendian manusia berjumlah tiga ratus enam puluh persendian dalam tubuh, sehingga setiap orang harus bersedekah tiga ratus enam puluh sedekah per hari. Namun, sedekah ini bukanlah sedekah harta, tapi berupa amalan taqarrub kepada Allah, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
فَفِي كُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
'Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan shalat dua rakaat yang dilakukan di waktu dhuha.'
Berdasarkan hadits ini, kami berpendapat bahwa shalat dhuha adalah sunnah yang selalu dikerjakan, karena kebanyakan manusia tidak mampu memberikan sedekah hingga tiga ratus enam puluh sedekah." [5] Wallahu a'lam.

Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha

Waktu shalat dhuha dimulai dari terbitnya matahari hingga menjelang matahari tergelincir (zawal). Syekh Ibnu Utsaimin merinci waktu ini ketika menjelaskan awal dan akhir waktu dhuha. Beliau menyatakan bahwa waktu dhuha berawal setelah matahari terbit seukuran tombak, yaitu sekitar semeter. Dalam hitungan jam yang ma'ruf adalah sekitar 12 menit (setelah terbitnyamatahari) dan jadikan saja sekitar seperempat jam, karena lebih hati-hati.
Apabila telah berlalu seperempat jam dari terbit matahari, maka hilanglah waktu terlarang dan telah masuklah waktu shalat dhuha. Sedangkan akhir waktunya adalah sekitar sepuluh menit sebelum tergelincirnya matahari." [6]
Adapun dasar awal waktu dhuha adalah hadits Abu Dzar yang berbunyi,
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ
Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Allah berfirman, "Wahai Bani Adam, shalatlah empat rakaat untuk-Ku di awal siang hari, niscaya aku menjagamu di sisa hari tersebut."
Waktu dhuha berakhir dengan tergelincirnya matahari yang menjadi awal waktu zuhur. Adapun jeda sebelumnya diberlakukan karena adanya larangan shalat sebelum tergelincirnya matahari.
Oleh karena itu, Syekh Ibnu Utsaimin menyatakan, "Kalau begitu, waktu shalat dhuha dimulai setelah keluar dari waktu larangan (untuk shalat) di awal siang hari (pagi hari) sampai adanya larangan di tengah hari." [7]

Waktu Utama Shalat Dhuha

Adapun waktu utama untuk melaksanakan shalat dhuha adalah di akhir waktunya. Syekh Ibnu Utsaimin menyatakan, "Melaksanakannya di akhir waktu adalah lebih utama." [8]
Hal ini dijelaskan dalam hadits yang berbunyi,
أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنْ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلَاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
"Sesungguhnya Zaid bin Arqam melihat suatu kaum melakukan shalat dhuha, lalu beliau berkata, 'Apakah mereka belum mengetahui bahwa shalat pada selain waktu ini lebih utama? Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu bersabda, 'Shalat al-awwabin (hendaklah dilakukan) ketika anak unta kepanasan.'" (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Shalat al-Awwabina hina Tarmidhu al-Fishal, no. 748)

Jumlah Rakaat dan Tata Caranya

Disyariatkan bagi seorang muslim untuk melakukan shalat dhuha sebanyak dua, empat , enam, atau delapan rakaat, atau lebih, tanpa ada batasan tertentu. Inilah yang dirajihkan oleh Syekh Ibnu Utsaimin dalam pernyataan beliau, "Yang benar adalah bahwasanya tidak ada batas untuk banyaknya, karena 'Aisyah berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا وَيَزِيدُ مَا شَاءَ الله
'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu melakukan shalat dhuha sebanyak empat rakaat, dan beliau menambahnya sebanyak yang beliau inginkan.' (Hr. Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab Istihbaab Shalat Dhuha, no. 719)
Jumlah rakaat shalat dhuha tidak ada pembatasannya. Seandainya seorang sholat dari terbit matahari setombak sampai menjelang tergelincir matahari, misalnya empat puluh rakaat, maka ini semua masuk dalam shalat dhuha." [9]
Ini semua dilakukan dengan dua rakaat-dua rakaat, berdasarkan keumuman sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى
"Shalat malam dan siang adalah dua rakaat-dua rakaat." (Hr. an-Nasa'i dalam Kitab Qiyam al-Lail wa Tathawu' an-Nahar, Bab Kaifa Shalat al-Lail: 3/227, dan Ibnu Majah dalam Kitab Iqamat ash-Shalat wa as-Sunnah fiha, Bab Ma Ja`a fi Shalat al-Lail wa an-Nahar Matsna Matsna, no. 1322; diniai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah: 1/221)
Demikianlah beberapa hukum seputar shalat dhuha. Semoga bermanfaat.
===
Catatan kaki:
[1] Disarikan dari asy-Syarhu al-Mumti': 4/115-117, Shahih al-Fiqh as-Sunnah: 1/422-424, dan Zad al-Ma'ad: 1/318-348.
[2] Asy-Syarhu al-Mumti': 4/116.
[3] Zad al-Ma'ad: 1/346.
[4] Majmu' Fatawa: 22/284.
[5] Asy-Syarhu al-Mumti': 4/117.
[6] Lihat: asy-Syarhu al-Mumti': 4/122--123.
[7] Syarhu al-Mumti': 4/123.
[8] Ibid.
[9] Ibid: 4/119.

Read more »